Lokasi

Medan Estate

Telepon

(061) 6615628

Follow us :

Tahapan strategi dakwah walisongo dilakukan dengan cara yang mampu menarik perhatian masyarakat kala itu.

Pada zaman dahulu strategi dakwah walisongo dilakukan tanpa adanya paksaan. Bisa dibilang setiap ajakan unik dan disesuaikan dengan pola dan ketertarikan dari masyarakat. Peranan dari para walisongon ini sangat banyak dalam penyebaran agama Islam.

7 Strategi Dakwah Walisongo

Mereka terdiri dari sembilan ulama agam yang berada di pulau Jawa. Dari setiap pendekatan dan metode dakwah yang diterapkan saat itu ada 7 di antaranya, yaitu:

Karya tulis

Strategi dakwah walisongo pertama yang akan dibahas adalah karya tulis. Hampir semua di antaranya membuat tulisan dalam berupa kitab yang mudah untuk dipahami. Contohnya seperti terjemahan al quran, fiqih, tasawuf, serta hadist.

Pembuatannya disusun dengan metode pendekatan lokal sehingga dirasa relevan dalam kehidupan. Bahasa yang digunakan pun disesuaikan dengan bahasa sehari-hari masyarakat di Jawa. Begitu juga dengan penggunaan beberapa istilah yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari.

Jika saat itu menggunakan bahasa Arab, tentu akan sangat sulit untuk menyebarkan Islam. Pasalnya, pengenalan bahasa Arab pun masih belum merata dan banyak yang tidak mengetahuinya. Oleh sebab itu dipakai bahasa yang memang dimengerti oleh pembacanya.

Perkawinan

Salah satu strategi lainnya yang digunakan untuk memperkenalkan Islam, yaitu lewat perkawinan. Ada beberapa wali yang menikahi putri atau pemimpin lokal. Dengan begitu, maka akan memudahkan hubungan yang dekat dengan orang yang berpengaruh.

Kondisi tersebut akan membuat penyebaran agama lebih leluasa dan bisa dipengaruhi langsung oleh pemimpinnya. Selain itu, Islam juga akan lebih diterima sebab masuknya lewat keluarga bangsawan. Baru mulai merambah ke masyarakat luas.

Perdagangan

Penjualan rempah-rempah dan perdagangan barang lainnya saat itu mempunyai pengaruh besar. Pasalnya dengan berdagang, maka setiap wali akan bertemu dengan banyak orang. Hal ini tentu jadi keuntungan bagi mereka dalam melakukan dakwah.

Adanya interaksi yang dilakukan antar penjual dan pembeli bisa dilakukan dalam sistem niaga. Caranya dengan menerapkan prinsip dan aturan Islam yang baik. Para wali menunjukan bagaimana praktik dagang yang sehat, jujur dan adil.

Nah. lewat pendekatan inilah masyarakat terpengaruh dan tertarik untuk mengenal Islam. Berkat cara ini juga banyak daerah atau pulau lain yang dipenuhi dengan mereka yang beriman dan mentauhidkan Allah. Sisi positif yang dicontohkan inilah yang membuat mereka tertarik.

Seni dan Budaya Lokal

Keberadaan seni dan budaya lokal tidak bisa dipisahkan dari masyarakat kala itu. Situasi inilah yang membuat para wali berpikir untuk menjadikannya media yang unik. Terlebih lagi saat itu di Jawa, banyak masyarakat yang tertarik pada wayang kulit.

Banyak pesan moral dan nilai-nilai agam disematkan dalam setiap pagelaran wayang yang mereka lakukan. Selain itu, musik seperti gamelan juga dipakai untuk memberikan hiburan sekaligus dakwah. Membuat keduanya dapat tersampaikan secara langsung tanpa paksaan.

Pendidikan

Lewat pendidikan, masyarakat dapat mengenal dan memahami agama dengan baik. Tidak jarang para wali mendirikan pesantren dan sekolah-sekolah berbasis ke Islaman. Di dalamnya tetap belajar pengetahuan umum, tetapi diselingi juga dengan pelajaran tentang moral, agama, serta keterampilan yang mendukung.

Berkat didirikannya sekolah, maka terlahirlah generasi penerus dakwah. Banyak di antara mereka juga yang pada akhirnya menjadi ulama, guru hingga pemimpin. Strategi inilah yang banyak melahirkan para cendekia muslim yang kompeten dan terbaik di setiap bidang keahliannya.

Jika kamu ingin mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang dakwah walisongo kalian juga bisa mengunjungi situs smpn 1 anjatan indramayu ya.

Kesimpulan

Itulah 7 strategi dakwah walisongo yang efektif dan sangat ramah untuk para pemula yang belum mengenalnya. Semua wali menerapkan cara yang unik dan bisa diterima oleh masyarakat. Jadi bisa dipastikan tidak ada unsur pemaksaan dalam setiap dakwah yang mereka lakukan.